Kamis, 17 November 2016

RANGKUMAN ARTIKEL “PRESERVASI DAN KONSERVASI PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA”

Oleh Ade Darma Putra, Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, FBS Universitas Negeri Padang


                Pelestarian dan pencegahan kerusakan bahan pustaka memang sangat dibutuhkan di setiap perpustakaan, dikarenakan bahan pustaka pastilah memiliki informasi yang sangat dibutuhkan oleh orang lain terutama bagi yang membutuhkan. Pelestarian dan pencegahan kerusakan pada bahan pustaka ada berbagai macam cara tergantung penyebab kerusakannya, mulai dari disebabkan oleh faktor biologi (serangga, jamur, manusia), faktor fisika (cahaya, debu, suhu dan kelembapan), faktor kimia (zat kimia, kadar keasaman buku) dan faktor-faktor lain. Sesuai yang sudah dikatakan oleh Ade Darma Putra dalam artikelnya, ada beberapa cara untuk melestarikan dan mencegah kerusakan bahan pustaka di Perpustakaan Bung Hatta, dan mungkin bisa diterapkan di perpustakaan lain jika memiliki masalah yang sama.
  1. Debu
Kerusakan akibat debu selain mengotori kertas juga bisa mengakibatkan timbul noda karat dan coklat. Oleh karena itu, untuk menjaga kebersihan dan mencegah kerusakan buku perlu dilakukan membersihkan buku dan juga rak/almari buku. Menurut Karmidi, Martoatmodjo (2008:80) pohon-pohon besar yang ditanam di halaman gedung dapat berfungsi sebagai penghalang debu. Kawat halus yang digunakan untuk menutup lubang-lubang angin dapat berfungsi sebagai pembendung debu yang akan masuk kedalam ruangan penyimpanan bahan pustaka. Alat-alat seperti kuas, vacuum cleaner, spon atau bulu ayam juga dapat digunakan untuk membersihkan debu.

Sedangkan untuk melestarikan bahan pustaka dari debu dapat dilakuakn dengan pemilihan alat dalam membersihkan debu yang menempel pada bahan pustaka harus melihat kondisi dari bahan pustaka. Antara lain kekuatan kertas, ketebalan kertas, dan kerapian sisi blok buku (terutama sisi kepala buku). Vacuum cleaner adalah alat pertama yang sangat mudah digunakan untuk membersihkan buku-buku yang ada pada rak. Alat ini dapat menyedot dan mengumpulkan debu sehingga debu tidak beterbangan di dalam ruangan, pendapat ini menurut M.Razak (1995:67).

      2. Suhu dan Kelembapan

Suhu dan kelembapan juga merupakan salah satu faktor perusak bahan pustaka. J.M. Dureau (1990:9) berpendapat bahwa untuk membatasi suhu dan kelembapan yang berlebihan dapat dilakukan dengan cara,
  • Menjamin peredaran udara yang baik dengan penggunaan kipas angin dan jendela.
  • Menggunakan alat pengering udara untuk mengurangi kelembapan di tempat penyimpanan buku.
  • Menggunakan metode penyekatan untuk mengurangi panas dan tirai untuk mencegah cahaya matahari langsung.
  • Merawat gedung dan seluruh ruangannya dengan baik untuk mencegah uap air selama musim hujan.
Sedangkan menurut Soeatminah mengatakan bahwa kelembapan ideal untuk bahan kertas adalah 40-60% dan untuk film 20-30%. Kelembapan di atas 65% menyebabkan bahan pustaka cepat rusak, sedangkan suhu udara yang tinggi dan lembab menyebabkan buku mudah ditumbuhi jamur. Desangkan kondisi yang sesuai untuk ruang penyimpanan berkisar antara 16-21oC.

c.                3. Serangga

    Serangga merupakan perusak utama bahan pustaka setelah manusia. Serangga bisa tumbuh hanya dengan suasana sekitar yang mendukung seperti lembab dan kotor. Menurut M. Razak (1995:71) mengatakan dengan kondisi sebagai negara tropis, iklim ini membuat serangga berkembang biak denagn pesat. Serangga yang merusak tersebut terdiri dari beberapa jenis antara lain silverfish, rayap, kutu buku, ngengat, bubuk buku dan kecoa.

    Pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebebkan oleh serangga, tidak semuanya bisa dibasmi atau dicegah dengan cara yang sama. Untuk jenis serangga rayap bisa dilakukan dengan jalan menyuntikkan Chlorodane atau cairan baygon. Hal ini juga bisa disutikkan pada kusen-kusen pintu atau jendela untuk menghindari kerusakan.
    
    Sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh kutu buku dan kecoa bisa dilakukan pengasapan pada ruang koleksi denagn menggunakan bahan kimia yang bernama Methyl Bromide. Bahan kimia tersebut, selain bisa membunuh serangga juga bisa membunuh jamur.

d.                4. Cahaya

    Tidak dapat dipungkiri, cahaya juga bisa merusak koleksi seperti sinar matahari yang sering disebut ultra violet. Cahaya dapat membuat kertas menjadi pucat dan tinta memudar. Menurut Darmono (2001:81) memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam ruangan, memperpendek waktu pencahayaan, menghilangkan radiasi sinar ultra violet adalah langkah untuk mencegah kerusakan bahan pustaka.
   Dari rangkuman artikel diatas dapat disimpulkan bahwa bahan pustaka merupakan sesuatu yang penting hingga dijaga informasinya dengan berbagai cara dari banyak faktor perusak. Mulai dari faktor perusak terkecil yaitu debu hingga manusia. Semoga melalui rangkuman artikel ini bisa menjadi bahan pengetahuan bagi masyarakat khususnya pustakawan di seluruh Indonesia, agar menjadi pustakawan yang handal dan mengerti kebutuhan akan perawatan koleksinya.


Nama : Thalita Alifah Sururi
Dosen Pengampu :
1.       Eka Ratri, Ssi, MSc
2.       Pitoyo Widhi Atmoko, M.Si

Tidak ada komentar:

Posting Komentar