RANGKUMAN ARTIKEL “PRESERVASI DAN KONSERVASI PUSTAKA DI
PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA”
Oleh Ade Darma Putra, Program Studi Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan, FBS Universitas Negeri Padang
Pelestarian
dan pencegahan kerusakan bahan pustaka memang sangat dibutuhkan di setiap
perpustakaan, dikarenakan bahan pustaka pastilah memiliki informasi yang sangat
dibutuhkan oleh orang lain terutama bagi yang membutuhkan. Pelestarian dan
pencegahan kerusakan pada bahan pustaka ada berbagai macam cara tergantung
penyebab kerusakannya, mulai dari disebabkan oleh faktor biologi (serangga,
jamur, manusia), faktor fisika (cahaya, debu, suhu dan kelembapan), faktor
kimia (zat kimia, kadar keasaman buku) dan faktor-faktor lain. Sesuai yang
sudah dikatakan oleh Ade Darma Putra dalam artikelnya, ada beberapa cara untuk
melestarikan dan mencegah kerusakan bahan pustaka di Perpustakaan Bung Hatta,
dan mungkin bisa diterapkan di perpustakaan lain jika memiliki masalah yang
sama.
- Debu
Kerusakan akibat debu selain mengotori kertas juga
bisa mengakibatkan timbul noda karat dan coklat. Oleh karena itu, untuk menjaga
kebersihan dan mencegah kerusakan buku perlu dilakukan membersihkan buku dan
juga rak/almari buku. Menurut Karmidi, Martoatmodjo (2008:80) pohon-pohon besar
yang ditanam di halaman gedung dapat berfungsi sebagai penghalang debu. Kawat
halus yang digunakan untuk menutup lubang-lubang angin dapat berfungsi sebagai
pembendung debu yang akan masuk kedalam ruangan penyimpanan bahan pustaka.
Alat-alat seperti kuas, vacuum cleaner, spon atau bulu ayam juga dapat
digunakan untuk membersihkan debu.
Sedangkan untuk melestarikan bahan pustaka dari debu
dapat dilakuakn dengan pemilihan alat dalam membersihkan debu yang menempel
pada bahan pustaka harus melihat kondisi dari bahan pustaka. Antara lain
kekuatan kertas, ketebalan kertas, dan kerapian sisi blok buku (terutama sisi
kepala buku). Vacuum cleaner adalah alat pertama yang sangat mudah digunakan
untuk membersihkan buku-buku yang ada pada rak. Alat ini dapat menyedot dan
mengumpulkan debu sehingga debu tidak beterbangan di dalam ruangan, pendapat
ini menurut M.Razak (1995:67).
2. Suhu dan Kelembapan
Suhu dan kelembapan juga merupakan salah satu faktor
perusak bahan pustaka. J.M. Dureau (1990:9) berpendapat bahwa untuk membatasi
suhu dan kelembapan yang berlebihan dapat dilakukan dengan cara,
- Menjamin peredaran udara yang baik dengan penggunaan kipas angin dan jendela.
- Menggunakan alat pengering udara untuk mengurangi kelembapan di tempat penyimpanan buku.
- Menggunakan metode penyekatan untuk mengurangi panas dan tirai untuk mencegah cahaya matahari langsung.
- Merawat gedung dan seluruh ruangannya dengan baik untuk mencegah uap air selama musim hujan.
c. 3. Serangga
Serangga merupakan perusak utama bahan pustaka
setelah manusia. Serangga bisa tumbuh hanya dengan suasana sekitar yang
mendukung seperti lembab dan kotor. Menurut M. Razak (1995:71) mengatakan
dengan kondisi sebagai negara tropis, iklim ini membuat serangga berkembang
biak denagn pesat. Serangga yang merusak tersebut terdiri dari beberapa jenis
antara lain silverfish, rayap, kutu buku, ngengat, bubuk buku dan kecoa.
Pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebebkan
oleh serangga, tidak semuanya bisa dibasmi atau dicegah dengan cara yang sama.
Untuk jenis serangga rayap bisa dilakukan dengan jalan menyuntikkan Chlorodane atau cairan baygon. Hal ini
juga bisa disutikkan pada kusen-kusen pintu atau jendela untuk menghindari
kerusakan.
Sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh kutu buku
dan kecoa bisa dilakukan pengasapan pada ruang koleksi denagn menggunakan bahan
kimia yang bernama Methyl Bromide. Bahan
kimia tersebut, selain bisa membunuh serangga juga bisa membunuh jamur.
d. 4. Cahaya
Tidak dapat dipungkiri, cahaya juga bisa merusak
koleksi seperti sinar matahari yang sering disebut ultra violet. Cahaya dapat
membuat kertas menjadi pucat dan tinta memudar. Menurut Darmono (2001:81)
memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam ruangan, memperpendek waktu
pencahayaan, menghilangkan radiasi sinar ultra violet adalah langkah untuk
mencegah kerusakan bahan pustaka.
Dari rangkuman artikel diatas dapat disimpulkan bahwa
bahan pustaka merupakan sesuatu yang penting hingga dijaga informasinya dengan
berbagai cara dari banyak faktor perusak. Mulai dari faktor perusak terkecil
yaitu debu hingga manusia. Semoga melalui rangkuman artikel ini bisa menjadi
bahan pengetahuan bagi masyarakat khususnya pustakawan di seluruh Indonesia,
agar menjadi pustakawan yang handal dan mengerti kebutuhan akan perawatan koleksinya.
Artikel di dapat dari link berikut http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/viewFile/1088/926
Nama : Thalita Alifah Sururi
Dosen Pengampu :
1.
Eka Ratri, Ssi, MSc
2.
Pitoyo Widhi Atmoko, M.Si